Thursday, November 13, 2008

Agroindustri dan Prospek

Agroindustri merupakan kegiatan usaha yang mengolah bahan hasil-hasil pertanian melalui sentuhan teknologi sehingga dapat menghasilkan produk yang mempunyai nilai tambah. Kegiatan pertanian dapat ditempatkan sebagai kegiatan hulunya sedangkan agroindustri sebagai kegiatan usaha hilirnya.

Indonesia sebagai negara yang melimpah sumberdaya alamnya harus mempunyai blue print pembangunan yang berdasarkan sektor pertanian dan agroindustri sebagai sektor utamanya. Kondisi iklim dan tanah di Indonesia sangat cocok untuk pengembangan sektor pertanian. Keberanian seluruh stakeholder untuk memajajukan pertanian harus menjadi dasar untuk pengembangan sektor riil di Indonesia. Isus ketahanan pangan dunia harus menjadi agenda penting bagi para pemangku kepentingan gar Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang tahan terhadap krisis pangan, walaupun kondisi saat ini masih cukup sulit karena banyak produk pangan yang di impor dari negara lain sehingga meluluhkan produk-produk pertanian negara kita. Kekuatan yang dapat menyokong sektor pertanian adalah dengan penggalakan pengolahan hasil pertanian yang lebih value added. Pengembangan di Sektor agroindustri akan dapat menggeliatkan kegiatan disektor pertanian juga.

Agroindustri merupakan solusi yang penting untuk menjembatani keinginan konsumen dan karakteristik produk pertanian yang variatif, kamba dan tidak bisa disimpan. Agroindustri dapat memberikan nilai yang lebih pada pengolahan hasil pertanian seperti buah-buahan yang dijadikan selai, dodol, minuman ringan dan berbagai produk panganan.

Agroindustri mempunyai rentang pengertian yang amat lebar. Mulai dari yang sangat soft berupa pengolahan pasca panen seperti pembuatan ikan asin yang Cuma perlu teknologi pengawetan sampai yang punya value added tinggi di mana produk pertanian di ekstrak dan dikombinasikan dengan produk lain sepert pada industri parfum.

Gandum akan dihargai lebih mahal kalau sudah digiling menjadi tepung terigu, dan akan lebih tinggi lagi keitika diolah menjadi roti. Harga roti juga akan lebih mahal kalau diberi layanan tambahan berupa pengiriman ke rumah konsumen dengan menggunakan mobil roti atau ketik disajikan di coffee shop hotel berbintang lima

Nilai tambah pada produk pertanian biasa dilakukan dalam berbagai bentuk asalkan meberi persepis nilai yang semakin tinggi di benak konsumen. Yang paling sederhana adalah memperbaiki penampilan fisiknya melalui sortir dan jaminan kualitasnya. Konsumen akan mempersepsi rendah pada ikan tangkapan nelayan yang masih apa adanya ; misalnya tercampur antara ikan kecil, ikan besar dan hasil laut lain. Nilai tambah berikutnya muncul melalui penyimpanan dan transportasi. Ikan yang dijual dengan lelang di Pasar ikan Muara Karang akan dihargai lebih mahal ketika sudah disajikan dalam kondisi bersih dan diletakkan di alat pendingin Paserba Carrefour.

Nilai tambah produk pertanian bisa meningkat melalui industri pengolahan. Hanya saja industri dalam konteks masa kini tidak perlu memaksakan makna produksi barang yang sama secara massal. Ketika konsumen sudah semakin demanding, industri harus bisa didesain dan menyesuaikan tuntutan customization konsumen. Industri zaman sekarang harus sanggup menyediakan beragam produk sesuai permintaan sekelompok kecil bahkan masing-masing konsumen.

Pada dasarnya nilai tambah bukan diukur dari apa yang sudah dilakukan termasuk segala biaya yang harus dikeluarakan tetapi diukur dari persepsi nilai di benak konsumen. Karena nilai tambah dikur dengan persepsi konsumen, maka peran pemasaran menjadi termasuk brand menjadi penting. Roti yang sama bisa dihargai lebih mahal kalau dijual dengan merk Holland Bakery, Delicius, atau Sari Roti. Kopi Kapal Api, daging Kibif, minyak goreng Bimoli atau samapai sambal ABC dihargai lebih tinggi oleh konsumen bukan sekedar karena proses pengolahan yang berkualitas tetapi karena kerja keras membangun Brand dan mengkomunikasikannya ke Konsumen.

Konsumen memang percaya dengan persepsinya. Jadi kalau kita bisa memberi persepsi lebih tinggi melalui value creation dan dilengkapi dengan aplikasi pemasaran yang benar maka agroindustri akan emberi sumbangan lebih besar. Selama ini komoditas pertanian sering didera gonjang ganjing anjloknya harga karena pasokan berlimpah. Agroindustri bisa menjadi sarana melepaskan diri dari situasi commodity-like-trap.

Penghargaan seharusnya diberikan bukan karena tingkat produksi yang berlimpah sebagai hasil tanah subur seperti kata Koes Plus tetapi karena keberhasilan memberi nilai tambah yang lebih tinggi. Pemasaran agroindustri memang masih harus lebih digiatkan lagi

No comments:

Post a Comment

Please your comment: